Mengidentifikasi, Memilih dan Merumuskan Masalah

Mengidentifikasi, Memilih dan Merumuskan Masalah Penelitian

Penelitian deskriptif dimulai dari munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena yang sedang menjadi perhatian peneliti.. Pada suatu saat selalu ada fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau mungkin terjadi perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu. Atau mungkin juga dalam situasi tertentu tidak dapat berjalan dengan semestinya sesuai rencana dan prosedur yang telah ada. Situasi tersebut menunjukkan ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan, antara yang diperlukan dengan yang tersedia, antara harapan dengan capaian. Hal tersebut dapat dijadikan obyek penelitian yang unik dan menarik, sehingga perlu pengembangan atau penyempurnaan melalui penelitian. Fenomena tersebut kemudian disusun menjadi masalah penelitian yang lebih jelas dan sistematis dengan memanfaatkan informasi ilmiah yang sudah tersedia dalam literatur yaitu teori

Ada beberapa alasan perlunya diadakan suatu penelitian di bidang tertentu: 1) tidak ada informasi sama sekali pada aspek tertentu pada bidang tersebut; 2) informasi yang ada belum lengkap pada aspek tertentu pada bidang tersebut; 3) banyak informasi namun perlu pembuktian kembali kebenarannya dengan data yang lebih mutakhir.

Untuk memperoleh permasalahan penelitian tidaklah mudah, seorang peneliti perlu peka, bersikap kritis dan berfikir logis terhadap fenomena yang terjadi. Penting untuk selalu mengembangkan ketajaman persepsinya, sehingga lebih cermat dan teliti pada sesuatu yang perlu dipertanyakan. Selain itu, untuk memperoleh permasalahan penelitian, seorang peneliti perlu dibekali dengan scientific mind dan prepared mind. Scientific mind adalah selalu berpandangan obyektif yang mampu melepaskan diri dari praduga dan opini pribadi. Bersikap independen, yaitu tidak mudah terpengaruh oleh pandangan orang lain. Mempunyai wawasan yang luas berkaitan dengan permasalahan penelitian. Prepared mind maksudnya selalu siap untuk dapat menangkap permasalahan yang timbul.

Ada beberapa sumber informasi masalah penelitian. Masalah penelitian yang bersumber dari literatur sering dan lazim dgunakan, terutama literatur primer seperti jurnal akademik dan profesional, jurnal penelitian, laporan penelitian, skripsi. tesis, desertasi, makalah, buku dan tinjauan pustaka. Tentunya literatur sebagai sumber masalah penelitian harus memiliki kriteria tertentu yaitu aktualitas isi sumber tersebut. Pengalaman empirik di lapangan di bidang profesi se hari-hari merupakan sumber masalah yang potensial. Sumber masalah penelitian lainnya adalah hasil komunikasi dengan para ahli atau teman sejawat di bidang terkait, dan juga hasil pengamatan. Hasil berfikir pribadi seorang peneliti sendiri dapat juga menjadi sumber masalah penelitian.

Seperti telah disebutkan dimuka bahwa dalam penelitian deskriptif hanya melibat-kan satu variabel penelitian. Oleh karena itu, variabel penelitian tertentu yang ditentukan, berangkat dari suatu permasalahan yang menjadi perhatian pada suatu fenomena. Permasalahan dalam suatu fenomena tersebut merupakan sesuatu yang urgen terjadi pada masa kini. Penelitian penting untuk dilakukan yang diharapkan memberikan kontribusi atau andil yang jelas dalam bidang profesi atau untuk kepentingan praktis. Pengulangan penelitian dengan permasalahan yang sama dalam penelitian deskriptif memungkinkan untuk dilakukan. Misalnya penelitian pada suatu kurun waktu tertentu atau tempat yang berlainan tentang masalah yang sama dapat dilakukan pengulangan penelitian.

Ada beberapa kriteria kelayakan yang perlu diperhatikan dalam menentukan suatu masalah untuk diteliti. Masalah yang akan diteliti memiliki kontribusi profesionil dan signifikansi secara ilmiah terhadap ilmu pengetahuan (teoritik) maupun secara praktis; mempunyai derajad keunikan dan keaslian; tersedia sumber data dan memungkinkan untuk pengumpulan data; tersedianya instrumen pengukuran data; tersedianya dana dan waktu untuk melaksanakan penelitian; dan sesuai dengan kemampuan peneliti.

Setelah menentukan permasalahan penelitian yang akan diteliti, selanjutnya dirumuskan masalah penelitian tersebut secara singkat jelas padat dalam bentuk kalimat tanya. Ditinjau dari cakupan aspek-aspek yang terkait dengan masalah penelitian maka rumusan masalah penelitian dapat dibedakan secara umum dan khusus. (Ibnu, Mukhadis, Dasna: 2003). Rumusan masalah umum menunjukkan keseluruhan permasalahan penelitian secara utuh. Contoh: Bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Umum I Malang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

Rumusan masalah khusus yang berfokus pada aspek-aspek tertentu dari permasalahan yang dikaji. Contoh: 1) Bagaimanakah kegiatan Guru dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2) Bagaimanakah kegiatan Siswa dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi? 3) Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi?

Random of Research Guides

Labels:

Infoskripsi Bandulan, Malang and work as an Administrator at Infoskripsi Corp.
0
The item being reviewed 4 5 24